Didalam saddharmapundarika sutra /lotus sutra (妙法蓮華經), Hyang Buddha sakyamuni pernah bersabda : “
Dimasa dahulu yang tak terhitung kalpa lamanya, hiduplah seorang Buddha dengan gelar Bhismagarjitasvararaja (威音王如來) usia dan lama mengajarkan dharma Nya sangatlah lama, pada masa tersebut banyak bhiksu dan pertapa yang berubah menjadi sangat sombong. Pada masa tersebut hidup pula seorang bhiksu yang mengembangkan bodhicita, selalu hormat kepada semua orang yang ditemuinya. Walaupun pertapa maupun perumah tangga ,bagaimanapun pelatihan diri mereka ,dia tidak pernah memandang rendah mereka, selalu bersujud dan menghormat dan selalu mengatakan :”saya sangat menghormati kalian semua , tidak berani meskipun sedikit memandang rendah, kenapa? Karena kalian semua melatih diri mengembangkan jalan bodhisattva, dan akan menjadi Buddha dimasa yang akan datang.
Bhiksu tersebut tidak hanya membaca dan mempelajari sutra, tetapi juga dengan hati yang tulus menghormati semua orang . banyak orang yang berhati kotor penuh kilesa dan kebodohan ,serta ketidak pedulian pada maksud baik nya, bukan hanya tidak peduli tetapi juga marah dan sering merendahkan dengan berkata :”kamu adalah seorang bhiksu tolol yang tidak jelas asalnya? Selalu mengatakan tidak meremehkan kami, juga selalu berkata dimasa yang akan datang kami akan meraih keBuddhan. Kami tidak mempercayai ucapanmu.
Meskipun selalu dihina dan direndahkan namun dia tidak pernah muncul rasa ingin marah dan merugikan mereka. Tidak jarang dia dilempari batu namun tetap berkata seperti itu. Maka para pertapa yang sombong dan prumah tangga menyebutnya sebagai Sadāparibhūta bodhisattva (常不輕菩薩) atau bodhisattva yang tidak pernah berhenti ,menghormati .
Pada masa akhir hidup yang bhiksu tersebut, dia mendengar sabda Buddha Bhismagarjitasvararaja (威音王如來) tentang sutra teratai ,karena itulah keenam indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, sentuhan, dan daya pikir) Nya menjadi bersih bebas dari kekotoran . begitu pula dengan orang –orang yang dahulu membenci dan tidak percaya padanya setelah mendengarkan ajaran dharma, dan mengagungkan sutra teratai , maka pada akhirnya bhiksu (bodhisattva) ini mampu mencapai kebuddhaan, beliau adalah Hyang guru Sakyamuni Buddha pada kelahiran jauh sebelum menjadi Buddha .
Berbeda dengan 8 bodhisatva yang mempunyai kekuatan maha agung dan tidak tertandingi ,tetapi kita hanya mampu menyembah dan meminta perlindungan serta menjadikanNya sebagai contoh dan teladan . jika ingin mencapai pencerahan yang setara dengan bodhisattva agung tersebut kita masih merasa susah dan ragu.
Sedangkan pelatihan Sadāparibhūta bodhisattva (常不輕菩薩)sangatlah mudah dan dapat kita praktekan pada kehidupan sehari-hari, dilingkungan kerja ,keluarga dsb. Sangat dekat dengan kehidupan manusia. Kita hanya perlu saling menghormati agar tercipta perdamaian diantara umat manusia. Dengan menghormati semua makhluk dan tidak membedakan maka pelatihan cinta kasih universal telah sedikit demi sedikit menghadapi kemajuan.
Semoga kita mampu berlatih menjadi seorang sukses yang tekun dalam mengembangkan Buddha dharma . semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar