Sabtu, 24 Juli 2010

penyebab gempa bumi menurut Buddhisme

1. Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara, dan udara ada di angkasa. Apabila udara bertiup dengan dahsyatnya, maka zat cair terguncang. Keguncangan zat cair ini menyebabkan bumi bergetar.

2. Apabila ada seorang petapa brahmana yang memiliki kekuatan batin mahabesar, seorang yang telah memperoleh kekuatan untuk mengendalikan pikiran, atau sesosok dewata yang mahakuasa, yang mahatahu mengembangkan pemusatan pikirannya yang hebat pada unsur bumi ini, dan pada suatu tingkatan yang terbatas pada unsur zat cair, ia juga dapat mengakibatkan bumi bergetar.

3. Sang Bodhisatta turun dari surga Tusita dan masuk ke rahim (kandungan) seorang ibu dengan kesadaran penuh dan pikiran terpusat.

4. Sang Bodhisatta keluar dari rahim ibunya dengan penuh kesadaran dan pikiran terpusat.

5. Sang Tathagata memperoleh penerangan agung, penerangan sempurna yang tiada bandingnya.

6. Sang Tathagata menggerakkan roda Dhamma yang gilang-gemilang.

7. Sang Tathagata mengambil keputusan untuk parinibbāna mengakhiri hidupnya.

8. Apabila Sang Tathagata tiba saatnya parinibbāna.

Jumat, 23 Juli 2010

Tongkat xi zhang [錫杖]

Xi zhang adalah alat yang dibawa oleh sangha sebagai benda suci, para bhiku membawa xi zhang saat sedang menerima persembahan makan [pindapata] ,hanya dengan membunyikan xi zhang dengan membenturkan ditanah sebanyak 3 kali berarti mengundang pemilik rumah yang didatangi rumahnya untuk keluar dan berdana makanan.jika sang pemilik rumah tidak keluar hendaknya dia pergi kerumah lain dan tidak berusaha membuat perhatian lebih untuk mengundang pemilik rumah berdana kepadanya. Xi zhang sebenarnya mempunyai 3 maksud untuk dibawa :
1. Untuk mengusir serangga yang dijalan agar tidak terinjak oleh pertapa / bhiku yag lewat.
2. Untuk membantu rahib yang lanjut usia saat berjalan agar tidak kelelahan.
3. Untuk menjaga diri sebagai bentuk pembelaan diri saat suasana yang genting
Xi zhang [錫杖] berasal dari bahasa sansekerta “khakhara”atau”hikhara”yang berarti tongkat bersuara. Xizhang biasanya terdiri dari kalung besar dan antingnya [gelang yang lebih kecil]. Tongkat ini pada bagian atasnya terbuat dari timah [錫], pada bagian tengahnya tebuat dari kayu ,dan bagian bawahnya terbuat dari gading maupun tanduk. Para bhiku membawa xi zhang pergi saat mengadakan perjalanan atau berkelana kesuatu tempat maka disebut fei xi [飛錫] / xi zhang yang digunakan untuk perjalanan, sedangkan xi zhang yang diam ditempatnya disebut liu xi “留錫”/ xi zhang yang diam atau gua xi“掛錫”/ xi zhang yang digantung, saat keluar menyebarkan dharma xi zhang yang dibawa disebut xun xi [巡錫]/xi zhang yang dibawa saat berkeliling. Pada saat upacara sacral buddhisme dilaksanakan juga biasanya menggunakan xi zhang yang berukuran pendek. Satu sisi memegang xi zhang seraya menyanyikan mantra pujian buddhis [Buddhis chanting ]. Pada bagian atas xi zhang juga biasanya dihiasi dengan berbagai macam hiasan tambahan agar tampak lebih anggun.

Dalam suatu kesempatan buddha mengatakan :“ para bhiku seharusnya memnggunakan xi zhang ,kenapa? Para Buddha dimasa lalu , saat ini dan yang akan datang juga memegangnya. Xi zhang juga disebut “tongkat kebijaksanaa”[智杖], menunjukkan manifestasi dari kebijaksanaan para Buddha [prajna].juga disebut “tongkat kebaikan”[德杖], yang merupakan awal sebuah kebaikan . sebagai lambing kesucian, mengingatkan pada kebijaksanaan , merupakan sebuah tanda untuk mencapai kesucian [nirvana] .
kasyapa bertanya kepada buddha : apakah xi zhang?
Buddha berkata :”logam timah [錫] yang ringan dengan tongkat nya untuk bersandar, menghapuskan kekotoran batin, membebaskan dari 3 alam kehidupan. Sinarnya terang memberikan penerangan kebijaksanaan. Membangunkan dari kekosongan derita agar mencapai penmbebasan. Tongkat logam yang tipis , memotong lima nafsu keinginan [kekayaan, nafsu sex, makanan – minuman, pangkat, kenyamanan tidur].

ujung tongkat terdiri dari 2 bagian kalung besar yang mempunyai 6 anting[gelang kecil] adalah aturan pada zaman Buddha kasyapa.dibuat dengan 2 bagian kalung besar untuk mengingatkan makhluk hidup agar selalu ingat akan 2 perenungan [paramattha-sacca / kebenaran umum, sammuti-sacca / kebenaran mutlak]
Adapula yang terdiri dari empat bagian yang mempunyai 12 gelang kecil adalah aturan pada masa Buddha sakyamuni. Dibuat dengan 4 bagian sebagai symbol untuk memutuskan 4 kelahiran, mengingatkan 4 perenungan tentang dukkha , tidak membedakan 4 kasta, memasuki 4 samadhi. Sedangkan 12 gelang kecil sebagai pengingat akan 12 sebab akibat.。

 


Ada beberapa aturan mengenai perihal pemakaian xi zhang ini, antara lain :
1. Tidak diijinkan membawa nya menuju kerumunan orang
2. Setelah tengah hari tidak boleh dibawa lagi
3. Tidak boleh dipanggul
4. Saat bertemu dengan rupang Buddha tidak boleh mengeluarkan suara
5. Tidak boleh menunjuk orang lain dengan xi zhang
6. Tidak boleh menulis ditanah menggunakan xi zhang
7. Tidak boleh dengan tangan yang tidak bersih memegang xi zhang
8. Saat kerumah orang untuk menerima dana makanan harus membunyikan xi zhang sebanyak3 kali jika tidak ada yang menanggapi membunyikan lagi 5 kali, dan 7 kali. Jika masih tidak ada yang mendengar harus berpindah kerumah lain.
9. Bisa digunakan untuk menakuti anjing liar dan binatang buas lainnya.
10. Saat melakukan perjalanan dihutan belantara maupun digunung dan tempat lain dan bertemu dengan ular berbisa ataupun binatang pemangsa dengan membunyikan tongkat ini dapat membuat makhluk tersebut pergi.

Saat mengeluarkan tangkat ini ada sebuah perenungan yang harus diingat :
[saat memegang xi zhang,
semoga semua makhluk ,
mampu memberikan dana persembahan ,
dan mampu melihat kebenaran sejati]

Rabu, 21 Juli 2010

payung kemenangan [勝利幢]

panji ini merupakan perlambang sebuah kemenangan dalam perang. kita harus mampu membuat diri kita menjadi pemenang atas peperangan melawan bala tentara mara.

bunga teratai [蓮花]

bunga teratai adalah gambaran kewaspadaan yang menghasilkan kesucian. meskipun lingkungan yang kotor tetap bersih tanpa noda . demikianlah hendaknya manusia , meskipun zaman yang semakin rusak kita harus bisa membawa diri.

ikan mas kembar [金魚]

ikan mas merupakan lambang kebebasan , saat ikan menemui tempat hidupnya dia akan berenang dengan bebas tanpa beban . pada saat musim anak mereka akan berenang menuju tempat yang tenang . inilah yang digambarkan oleh sepasang ekor ikan mas yang selalu waspada dengan lingkungan namun dia selalu bebas tanpa ikatan.

Selasa, 20 Juli 2010

tali keberuntungan [吉祥結]


adalah seutas tali yang tidak berujung . melambangkan dharma sang buddha yang tidak berujung dan abadi selamanya, meskipun buddha tidak lagi dikenal namun sesungguhnya dharma itu tidak akan pernah musnah.

kerang laut [白海螺]



adalah sebuah kerang laut yang pada zaman dahulu merupakan alat musik yang mampu mengeluarkan suara yang merdu , seindah suara dharma sang Buddha.

roda dharma [法輪]




menggambarkan perjalanan panjang ajaran buddha hingga sampai sekarang ini. memberitahukan kepada kita umat manusia, bahwa ada jalan menuju kebahagiaan yang telah ditempuh oleh guru agung Buddha Gautama.

payung permata [寶傘]



merupakan simbol kejayaan dan kekuatan raja-raja zaman dahulu . buddha dharma menggunakan payung ini sebagai perisai yang melawan bala tentara mara .

DELAPAN PANJI KEMENANGAN [八吉祥]

[寶瓶]

vas bunga ini terbuat dari batu ratna [寶] dengan nilai yang begitu berharga. digunakan untuk menampung air amerta saat upacara / ritual pemberkatan. simbol yang mempunyai isi penuh dengan kebersihan dan kesucian.

Senin, 19 Juli 2010

amitabha


AMITABHA , Buddha yang bersinar terang
amithaba adalah seorang Buddha dari surga barat , beliau adalah seorang buddha dengan pancaran sinar yang keluar dari setiap lubang tubuhnya. umat buddha sering memanjatkan / melafalkan namanya ["amithofo"] adalah dengan harapan orang yang mendengarkan dapat merasakan sinar kebahagiaan dari amitabha buddha .
amitabha buddha tinggal disurga sukhavati [ 西方極樂世界 = dunia yang penuh kebahagiaan disebelah barat = west pureland] dan melatih diri ribuan kalpa yang lalu, dengan 48 tekadnya yang terkenal. beliau membabarkan dharma disukhavati bersama dengan dua bodhisatva utama yaitu avalokitesvara dan mahasthamaprapta bodhisatva.
mengenai mengenai kebiasantaan umat buddha mengucap nama amitabha buddha ["amitofo"] saat bertegur sapa adalah sebuah harapan bagi siapapun semoga selalu diberkahi oleh amitaba buddha selain itu juga semoga semua yang mendengar mempunyai jodoh dengan amitabha buddha agar dapat terlahir disukhavati. amitabha memancarkan warna buddha yang keemasan , dari seluruh tubuhnya keluar warna yang indah . disebut pula dengan "Buddha dengan pancaran sinar yang tanpa batas"[無量光佛]. selain itu buddha amitabha telah lama sekali berdiam disurga sukhavati untuk mengajarkan Dharma sehingga semua makhluk yang terlahir ditanah suci amitabha akan mampu dengan segera mencapai kebodhian maka disebut juga dengan "buddha yang berumur tanpa batas " [無量壽佛]karena sumpah [pranidana] beliau selalu ada didunia ini.
maka sesungguhnya sangat simpel sekali , hanya dengan kata amitofo kepada semua maka kita telah membangun jodoh dengan amitabha buddha dengan harapan semua makhluk mampu mencapai tanah suci sukhavati dan menjadi buddha.

Minggu, 18 Juli 2010

Menghormati semua calon Buddha

Didalam saddharmapundarika sutra /lotus sutra (妙法蓮華經), Hyang Buddha sakyamuni pernah bersabda : “
Dimasa dahulu yang tak terhitung kalpa lamanya, hiduplah seorang Buddha dengan gelar Bhismagarjitasvararaja (威音王如來) usia dan lama mengajarkan dharma Nya sangatlah lama, pada masa tersebut banyak bhiksu dan pertapa yang berubah menjadi sangat sombong. Pada masa tersebut hidup pula seorang bhiksu yang mengembangkan bodhicita, selalu hormat kepada semua orang yang ditemuinya. Walaupun pertapa maupun perumah tangga ,bagaimanapun pelatihan diri mereka ,dia tidak pernah memandang rendah mereka, selalu bersujud dan menghormat dan selalu mengatakan :”saya sangat menghormati kalian semua , tidak berani meskipun sedikit memandang rendah, kenapa? Karena kalian semua melatih diri mengembangkan jalan bodhisattva, dan akan menjadi Buddha dimasa yang akan datang.
Bhiksu tersebut tidak hanya membaca dan mempelajari sutra, tetapi juga dengan hati yang tulus menghormati semua orang . banyak orang yang berhati kotor penuh kilesa dan kebodohan ,serta ketidak pedulian pada maksud baik nya, bukan hanya tidak peduli tetapi juga marah dan sering merendahkan dengan berkata :”kamu adalah seorang bhiksu tolol yang tidak jelas asalnya? Selalu mengatakan tidak meremehkan kami, juga selalu berkata dimasa yang akan datang kami akan meraih keBuddhan. Kami tidak mempercayai ucapanmu.
Meskipun selalu dihina dan direndahkan namun dia tidak pernah muncul rasa ingin marah dan merugikan mereka. Tidak jarang dia dilempari batu namun tetap berkata seperti itu. Maka para pertapa yang sombong dan prumah tangga menyebutnya sebagai Sadāparibhūta bodhisattva (常不輕菩薩) atau bodhisattva yang tidak pernah berhenti ,menghormati .
Pada masa akhir hidup yang bhiksu tersebut, dia mendengar sabda Buddha Bhismagarjitasvararaja (威音王如來) tentang sutra teratai ,karena itulah keenam indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, sentuhan, dan daya pikir) Nya menjadi bersih bebas dari kekotoran . begitu pula dengan orang –orang yang dahulu membenci dan tidak percaya padanya setelah mendengarkan ajaran dharma, dan mengagungkan sutra teratai , maka pada akhirnya bhiksu (bodhisattva) ini mampu mencapai kebuddhaan, beliau adalah Hyang guru Sakyamuni Buddha pada kelahiran jauh sebelum menjadi Buddha .
Berbeda dengan 8 bodhisatva yang mempunyai kekuatan maha agung dan tidak tertandingi ,tetapi kita hanya mampu menyembah dan meminta perlindungan serta menjadikanNya sebagai contoh dan teladan . jika ingin mencapai pencerahan yang setara dengan bodhisattva agung tersebut kita masih merasa susah dan ragu.
Sedangkan pelatihan Sadāparibhūta bodhisattva (常不輕菩薩)sangatlah mudah dan dapat kita praktekan pada kehidupan sehari-hari, dilingkungan kerja ,keluarga dsb. Sangat dekat dengan kehidupan manusia. Kita hanya perlu saling menghormati agar tercipta perdamaian diantara umat manusia. Dengan menghormati semua makhluk dan tidak membedakan maka pelatihan cinta kasih universal telah sedikit demi sedikit menghadapi kemajuan.
Semoga kita mampu berlatih menjadi seorang sukses yang tekun dalam mengembangkan Buddha dharma . semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Persembahan bunga


Bunga adalah sebuah persembahan yang sering kita temukan dialtar Buddha . sebagai pelajaran akan ketidak kekalan , bunga mengingatkan kita agar senantiasa waspada dan tidak terbawa dengan kondisi lingkungan kita. Keindahan bunga hanya pada saat dia mekar dan keluarlah aroma harumnya. Disitulah kita dapat belajar darinya. Belajar bagaimana agar rasa harum itu tidak mudah hilang.

Bagaimana caranya?

Manusia mempunyai sifat dasar yang sama yakni kebaikan kitab 3 suku kata mengatakan [三字經:"人之初,性本善."]artinya ‘sifat semua manusia pada dasarnya bersih , putih seperti kertas namun karena kotoran dunia yang mengotorinya perlahan-lahan berubahlah menjadi bermacam-macam sifat buruk. ‘ maka belajarlah seperti bunga yang mampu menyebarkan aroma wangi kesemua penjuru tanpa pernah memilih hidung yang menghirupnya. Pada sisi ini bunga merupakan lambing perjuangan dari tunas hijau menuju kebunga yang mekar nan harum . betapa susah payahnya menjaga agar bunga tersebut tidak jatuh dari kelopaknya bukan? Maka seperti itulah kita harus belajar mempertahankan sifat baik dalam diri kita. Perjuangan dalam mempertahankan kebaikan jauh lebih susah daripada melawan ribuan pasukan musuh. Maka pelajaran berharga yang harus kita ambil adalah kekuatan semangat yag harus terus kita kembangkan.

Selain itu, persembahan bunga didalam masyarakat buddhis adalah sesuatu hal yang umum kita temui. Persembahan bunga dialtar Buddha , bodhisattva dan makhluk suci lainnya mempunyai beberapa maksud yaitu:

1. Melambangan bentuk penghormatan kepada Buddha.

2. Merupakan persembahan kepada Buddha

3. Ungkapan rasa syukur kepada Buddha

4. Merupakan pelajaran yang kita tiru dari guru agung Buddha

Disamping itu pula ada manfaat dari persembahan bunga , yaitu :

1. Hidupnya wangi dan indah [bahagia] seperti bunga

2. Badannya tidak keluar aroma tidak sedap

3. Pahala karma baik yang melimpah

4. Terlahir dimanapun hidungnya tidak akan rusak / terganggu

5. Tubuh selalu bersih dan wangi

6. Rejeki yang melimpah

7. Terlahir dialam dewa

8. Segera mencapai kebuddhaan

Bunga juga mempunyai kesamaan dengan sad paramitha [6 pelatihan paramitha] yaitu :

Ø Dana , saat bunga sedang mekar aromanya menyebar kesepuluh penjuru tanpa memilih orang yang merasakan baunya, aroma wangi itulah yang diberikan oleh bunga sebagai bentuk semangat untuk berdana sebagai pelaksanaan sad paramitha

Ø Sila , bunga tumbuh tunas , mekar dan layu adalah sebuah fenomena dan hokum alam yang pasti. Pada musim tunas bunga pasti akan bertunas dan saat musim mekar bunga juga pasti akan mekar. Maka semangat inilah yang harus kita tiru dari sekuntum bunga , yaitu semangat untuk turut pada aturan / menjalankan sila.

Ø Kesabaran , sebelum mencapai kondisi terakhir yang harum saat mekar , bunga juga harus mengalami saat-saat sulit untuk sampai mekar. Bunga harus merasakan panasnya matahari , terpaan angin dan hujan , dan tidak jarang pula harus menghadapi kupu-kupu maupun serangga lain yang hendak merusaknya. Maka pelajaran ini membuat kita harus lebih sabar dalam menghadapi apapun. Dan kesabaran itulah yang disebut kshanti.

Ø Semangat , sekuntum bunga yang sedang mekar , selalu berusaha agar dapat menyebarkan aroma wanginya keseluruh penjuru dan saat yang sama sekuntum bunga juga tidak pernah berhenti untuk memberikan yang terbaik . maka bunga pun menciptakan bibit baru agar keturunannya dapat memberikan keindahan untuk dunia ini. Jadi semangat sekuntum bungapun sangatlah pantas untuk kita pelajari dan tiru.

Ø Medhitasi , bunga yang mekar indah dan berseri, ibarat sebuah kondisi yang membawa kita pada ketenangan dan kedamaian. Maka itulah yang disebut dengan lingkungan penuh kedamaian yang membawa pada pemusatan konsentrasi / medhitasi.

Ø Kebijaksanaa ,Bunga yang beraneka warna , beraneka bentuk dan karakteristik juga menyerupai kehidupan manusia . mengingatkan kita agar dapat hidup bebas dan mempu memberikan kontribusi [seperti sekuntum bunga] meskipun dilingkungan yang tidak nyaman sekalipun. Semangat ini lah yang merupakan bentuk nyata dari kebijaksanaan.

Maka, bunga bukan hanya sebuah hiasan yang orang buddhis pajang dialtar , Karena persembahan yang berharga ini juga memberikan banyak pelajaran bagi kita untuk hidup dijalan Buddha dharma . disamping bentuk dan aroma yang memikat kita harus ingat pelajaran dan pesan – pesan moral yang disampaikan oleh sekuntum bunga . meniti jalan kesucian harus dimulai dari hal yang paling kecil , dan dengan menyadari apa yang ada disamping dan disekitar kita , maka kita sudah melangkah lebih maju dibandingkan orang yang pasif dengan segala sesuatu dilingkungannya.

>>Semoga berbahagia<<

Jumat, 16 Juli 2010

mantra suci 6 suku kata



Mantra 6 suku kata ( om mani padme hum) adalah mantra welas asih avalokitsvara bodhisattva, yang berasal dari bahasa Sanskrit, melambangkan cinta kasih universal dan perlindungan dari semua bodhisattva. Mantra ini merupakan perpanjangan dari mantra tiga suku kata “ om a hum” yang mempunyai arti sangat kaya, indah dan tiada taranya, menyimpan kekuatan terbesar, wisdom terbesar dan cinta kasih terbesar didunia ini. Mantra ini merupakan welas asih avalokitesvara , pada masa lampau avalokitesvara memegang teguh mantra ini dalam melatih diri sehingga mencapai kebuddhaan dimasa tersebut .

Om (warna putih) melambangkan dewa kebijaksanaan yang mempunyai jhana paramitha (meditasi ) dan dapat menghapuskan kesombongan.

Ma (warna hijau) melambangkan dewa kebaikan yang mempunyai kesabaran( khanti paramitha ) dan dapat menghapus rasa iri hati .

Ni (warna kuning) adalah sebuah symbol dewa tubuh, ucapan , pikiran dan kebaikan yang dapat menghapuskan keserakahan.

Ba (warna biru) symbol dewa kebahagiaan mempunyai dana paramitha dan dapat menghapuskan kebodohan.

Mi (warna merah) adalah symbol dewa kebahagiaan yang mempunyai dana paramitha dan mampu menghapuskan kekikiran.

Hum (warna hitam) adalah sebuah symbol dewa kasih saying yang mempunyai semangat (virya paramitha) dan dapat menghapuskan kemarahan (kebencian).

Mantra 6 suku kata ini adalah pujian amithaba Buddha kepada avalokitesvara yang tak pernah lelah menolong semua makhluk. Avalokitesvara adalah penjelamaan / manifestasi dari tubuh kebuddhaan , yang bertekad menolong semua makhluk . sampai lubang bulu (pori-pori) terkecil akan berubah menjadi Buddha dan bodhisattva untuk menolong mereka . demikian buddha amithaba mendengar kemudian berkata : “aku dan semua buddha di3 masa dengan rasa cita kasih ini mencapai pencerahan , dan akan membantu Mu. “ kemudian seluruh tubuh avalokitesvara terbagi menjadi 1000 bagian, karena merasakan betapa menderitanya semua makhluk yang mengalami kelahiran kembali dan sangat sukar pula menolongnya. Saat itu pula amithaba Buddha berkata:”jika kamu ingin menolong semua makhluk di enam alam yang menderita ,maka harus mengagungkan sutra 6 suku kata ini [om ma ni pad me hum] , suatu saat pasti mampu menolong semua makhluk di 6 alam menderita. Setiap suku kata mampu menghentikan perputaran sebab akibat di enam alam menderita . dan yang lebih baik , mantra 6 suku kata ini dapat menutup pintu kelahiran di 6 alam sengsara, juga mampu melampaui pencapaian didunia ini, serta menjadi jalan menuju kebuddhaan dikehidupan yang akan datang, mencapai ketidak terlahir kembali . mantra ini juga mampu menghapus karma buruk masa lampau , juga mendekatkan kita pada para buddha dan bodhisattva , dan yang paling tidak ternilai adalah mampu menumbuhkan kebijaksanaan yang mengobati kilesa yang tak terhitung.

Berkah dari mantra enam suku kata :

Ø Sutra 1000 tangan dan 1000 mata : jika makanan dan minuman telah teracuni , dengan setulus hati melafal mantra ini , maka makanan dan minuman ini akan berubah menjadi makanan yang diberkahi oleh para dewa.

Ø Sutra manta enam suku kata : siapapun jika melafal melalui mulut ataupun dalam hati “ om ma ni pad me hum” , dapat terbebas dari segala macam penyakit yang merugikan, juga mampu memperoleh pencerahan darinya, membersihkan segala macam karma buruk , mempeoleh panjang umur, dan kekayaan.

Ø sutra 11 bagian : jika mengagungkan mantra ini, akan dijaga oleh 1000 mata dan dilindungi 1000 tangan.

Bedasarkan suku kata , mantra ini mempunyai kekuatan yang maha agung :

Om

  • mampu menghapuskan empat penyebab penyakit
  • membersihkan karma badan jasmani
  • menyatakan perlindungan kepada Buddha

Ma

  • Menghapus penyakit panas
  • Membersihkan karma buruk karena ucapan
  • menyatakan perlindungan kepada dharma

Ni

  • Menghapus penyakit karena angin
  • Membersihkan karma buruk karena pikiran
  • menyatakan perlindungan kepada sangha

Pa

  • Mennghapus penyakit karena cairan
  • Membersihkan karma buruk karena kilesa [kekotoran batin]
  • menyatakan perlindungan kepada para guru

Mi

  • Mampu menghapus penyakit karena dingin
  • Membersihkan karma buruk karena kebiasaan buruk
  • menyatakan perlindungan kepada para dewa

Hum

  • Menhapus penyakit kandung empedu
  • Membersihkan karma buruk karena pengetahuan yang salah [sesat]
  • Menyatakan perlindungan kepada kekosongan.

Demikian , betapa mulianya jika kita mampu dengan setulus hati mengagungkan mantra ini. Karena selain berkah tersebut masih banyak berkah dan karma baik lainnya. Maka dengan setulus hati lafalkan dan agungkan selalu mantra tersebut. Smoga semua berbahagia.

sejarah

mayura adalah sebuah nama bodhisatva yang merupakan perwujudan dari burung merak. mengapa saya mengambil merak sebagai dasar namanya?
> merak adalah sejenis burung yang mempunyai warna yang sangat menarik, indah dan enak dilihat. namun, taukah anda bahwa dibalik keindahan tersebut burung merak menyimpan banyak derita , disamping harus diburu karena keindahannya , dia juga harus mampu mempertahankan eksistensinya. dan keindahan bulu merak berasal dari racun yang setiap hari dimakannya. so , mampukah anda berjuang seperti merak, yang meskipun makan racun justru semakin indah bulunya.
disinilah manusia harus belajar seperti merak yang bisa mengalahkan lingkungan. mengalahkan lingkungan bukan berarti menghancurkan tempat tinggalnya, tapi bagaimana kita mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan.